š 15 Aplikasi Self-Hosted Favorit Saya untuk Produktivitas dan Hiburan di Homelab

⨠Pendahuluan
Selama saya membangun dan mengembangkan homelab, saya sudah mencoba puluhan aplikasi self-hosted. Ada yang hanya bertahan beberapa hari, ada juga yang jadi penghuni tetap VM atau container saya selama bertahun-tahun. Dari kebutuhan monitoring, file sharing, hingga hiburan ā semua saya eksplorasi.
Berikut adalah 15 aplikasi self-hosted favorit saya yang terbukti bermanfaat, ringan, dan punya dampak besar dalam produktivitas serta hiburan.
š 1. Pi-hole ā DNS Filter dan Pemblokir Iklan
Saya pasang Pi-hole untuk menyaring iklan di seluruh jaringan saya. Efeknya langsung terasa: loading halaman lebih cepat, lebih bersih, dan bandwidth jadi lebih hemat.

š§ 2. Nginx Proxy Manager (NPM) ā Reverse Proxy + Let's Encrypt
NPM sangat memudahkan saya mengatur subdomain untuk semua service. Saya tinggal login ke dashboard, tambahkan host, dan sertifikat HTTPS-nya otomatis aktif. Integrasi dengan DuckDNS atau Cloudflare sangat mudah.

š 3. Grafana + Prometheus + Exporter ā Monitoring Visual
Kombinasi ketiganya membuat saya bisa memantau suhu, CPU, RAM, disk, hingga trafik jaringan dari semua node. Saya pakai Node Exporter, SNMP Exporter, dan Blackbox Exporter.


š”ļø 4. Wazuh ā SIEM dan Keamanan Server
Saya gunakan Wazuh untuk memantau log sistem, mendeteksi anomali, dan notifikasi keamanan. Dipasangkan dengan ntfy untuk alert ringan. Powerful meskipun agak berat di awal.

šļø 5. Jellyfin ā Media Server Lokal
Solusi streaming film dan musik lokal saya. UI-nya nyaman, client-nya banyak (Android, iOS, TV), dan support subtitle. Semua koleksi film tersimpan di disk passtrough untuk performa.

š 6. File Browser ā File Manager via Web
Saya gunakan File Browser untuk akses file dari HP, laptop, atau luar rumah via ZeroTier. UI-nya sederhana dan cepat. Cocok untuk backup dan akses jarak jauh.

š 7. ntfy ā Notifikasi Push Sederhana
ntfy saya gunakan untuk menerima alert dari Uptime Kuma, Wazuh, dan Checkmk. Bisa kirim ke HP via app atau browser. Pengaturannya fleksibel dan ringan.

ā±ļø 8. Uptime Kuma ā Website/Service Uptime Monitor
Saya bisa pantau status semua service, bahkan link luar seperti blog saya, dari satu dashboard. Notifikasi dikirim ke ntfy atau Telegram.

š¦ 9. Portainer ā Manajemen Docker Visual
Saya kelola semua container Docker saya dengan Portainer. Bisa lihat log, restart, buat stack baru, dan semuanya cukup dari browser.

š§ 10. Checkmk ā Monitoring Ringan dan Efisien
Checkmk saya gunakan untuk server dan device dengan SNMP. Hemat resource, plugin banyak, dan alert-nya cepat.

š§āš» 11. Gitea ā Git Server Pribadi
Semua source code dan proyek pribadi saya simpan di Gitea. UI-nya ringan, mirip GitHub, dan tidak perlu resource besar seperti GitLab.

š§² 12. qBittorrent ā Downloader Torrent Self-Hosted
Saya menggunakan qBittorrent sebagai solusi utama untuk mendownload berbagai file torrent seperti film, musik, ISO Linux, dan lainnya. Antarmuka web-nya sangat intuitif dan bisa saya akses dari jaringan lokal maupun jarak jauh (melalui VPN atau reverse proxy). Saya suka karena ada fitur search engine, kategori, auto-torrent, serta dukungan untuk RSS feed yang membuat otomatisasi download jadi sangat mudah. ZeroTier memungkinkan saya terhubung ke semua device di rumah dari mana pun. Setup cepat dan bisa bridging langsung antar jaringan.

š„ 13. iSpy Agent DVR ā Sistem CCTV Self-Hosted Andal
Saya menggunakan iSpy Agent DVR sebagai solusi NVR (Network Video Recorder) self-hosted untuk sistem keamanan di rumah. Saya bisa memantau kamera IP dan webcam USB langsung dari browser, menyimpan rekaman ke disk passtrough, dan mengatur notifikasi gerakan ke ntfy. Dukungan banyak jenis kamera dan kontrol penuh atas privasi membuat iSpy jadi pilihan utama saya.

š§ 14. Homarr ā Dashboard Terpusat untuk Aplikasi Self-Hosted
Saya menggunakan Homarr sebagai centralized dashboard untuk seluruh aplikasi dan layanan self-hosted di homelab saya. Dengan tampilan yang modern dan customizable, saya bisa melihat status semua layanan (seperti Jellyfin, Pi-hole, Portainer, dll) hanya dari satu halaman. Saya juga integrasikan dengan Uptime Kuma untuk status, dan shortcut ke login dashboard tiap service.

š 15. Ghost ā Blogging Platform
Blog saya pribadi saya host dengan Ghost. Ringan, modern, dan cocok untuk menulis dokumentasi perjalanan homelab saya.
šÆ Kesimpulan
Bagi saya, self-hosting bukan hanya soal hemat biaya, tapi juga tentang kontrol penuh atas data dan layanan yang saya gunakan. Dari monitoring, keamanan, hingga hiburan, semua bisa saya kelola sendiri.
Setiap aplikasi dalam daftar ini punya peran penting dalam membentuk sistem homelab saya yang efisien, ringan, dan menyenangkan. Saya harap daftar ini bisa jadi inspirasi untuk kamu yang ingin membangun sistem serupa.
š Self-hosted apps bukan hanya pengganti layanan cloud, tapi fondasi dari sistem digital yang bisa kita atur sepenuhnya sesuai kebutuhan kita sendiri.