🎛️ Nginx Proxy Manager vs Caddy vs Traefik: Mana Reverse Proxy Terbaik?

🎛️ Nginx Proxy Manager vs Caddy vs Traefik: Mana Reverse Proxy Terbaik?

✨ Pendahuluan

Dalam homelab, saya menjalankan banyak layanan self-hosted: dashboard monitoring, media server, file sharing, Gitea, web apps, dan lain-lain. Agar semuanya bisa diakses dengan mudah lewat satu domain (misalnya media.domain.lan, nas.domain.lan, git.domain.lan), saya butuh reverse proxy.

Reverse proxy bukan hanya mempermudah pengaturan akses, tapi juga menjadi garda depan: menangani HTTPS, redirect otomatis, proteksi, hingga autentikasi.

Saya sendiri menggunakan Nginx Proxy Manager (NPM). Tapi selain itu, dua nama lain juga sering muncul di dunia homelab dan DevOps: Caddy dan Traefik.

Artikel ini adalah hasil riset dan pengalaman saya membandingkan ketiganya, dari sisi kemudahan, fleksibilitas, dan integrasi dengan homelab.


🔁 Apa Itu Reverse Proxy?

Secara sederhana, reverse proxy adalah "perantara" antara user dan layanan internal. Contohnya:

  • User akses https://git.domain.tld
  • Reverse proxy meneruskan permintaan ke http://192.168.1.10:3000
  • Tapi user tetap melihat domain publik dan protokol aman (HTTPS)

Manfaat utama reverse proxy:

  • Menyediakan HTTPS via Let’s Encrypt
  • Routing berdasarkan domain atau path
  • Centralized logging & rate limiting
  • Load balancing antar layanan
  • Bisa jadi tempat autentikasi (SSO, basic auth, JWT)

🧱 Kandidat: NPM vs Caddy vs Traefik

1. Nginx Proxy Manager (NPM)

  • GUI untuk mengelola NGINX reverse proxy
  • Fokus pada kemudahan konfigurasi
  • Cocok untuk pemula dan homelab kecil

2. Caddy Server

  • Web server + reverse proxy modern
  • Konfigurasi sangat sederhana, otomatis HTTPS
  • Ideal untuk proyek ringan, dev environment

3. Traefik

  • Reverse proxy modern berbasis label & konfigurasi dinamis
  • Cocok untuk Docker Swarm, Kubernetes, CI/CD pipeline
  • Paling powerful tapi juga paling kompleks

📦 Cara Saya Menggunakan Nginx Proxy Manager

Saya jalankan NPM di container Docker:

services:
  nginx-proxy-manager:
    image: jc21/nginx-proxy-manager:latest
    container_name: npm
    restart: unless-stopped
    ports:
      - "80:80"
      - "81:81"   # Panel admin
      - "443:443"
    volumes:
      - ./data:/data
      - ./letsencrypt:/etc/letsencrypt

Saya akses GUI di http://serverip:81, dan cukup klik-add untuk menambahkan domain baru, misalnya:

  • media.domain.lan → 192.168.1.10:8096 (Jellyfin)
  • gitea.domain.lan → 192.168.1.11:3000 (Gitea)
  • Otomatis sertifikat Let's Encrypt!
Nginx Proxy Manager

⚖️ Perbandingan Fitur Utama

FiturNginx Proxy ManagerCaddyTraefik
UI Grafis✅ Ya❌ CLI / JSON❌ Dashboard opsional
Otomatis HTTPS✅ Ya✅ Ya✅ Ya
Konfigurasi manual✅ Mudah✅ Sederhana⚠️ Kompleks
Docker integration⚠️ Parsial⚠️ Terbatas✅ Sangat baik
Kubernetes support❌ Tidak❌ Tidak✅ Native
Multi-user support✅ GUI Auth❌ Manual⚠️ Tambahan
Logging & rate limiting✅ Via GUI✅ Via conf✅ Advanced
Middleware/Plugin⚠️ Tidak✅ Ada✅ Sangat kaya
Reverse proxy by label❌ Tidak❌ Tidak✅ Ya

✅ Kelebihan Masing-Masing

🟢 Nginx Proxy Manager

  • Sangat mudah digunakan
  • Panel GUI intuitif
  • Support wildcard subdomain
  • Manajemen sertifikat HTTPS otomatis
  • Bisa digunakan untuk setup awal atau pengguna non-teknikal

🟤 Caddy

  • HTTPS otomatis out of the box
  • File konfigurasi sederhana (1 baris bisa jadi reverse proxy)
  • Performa sangat tinggi
  • Static file hosting built-in
  • Ideal untuk dev, situs kecil, atau low-maintenance site

🟠 Traefik

  • Native integration dengan Docker, Swarm, K8s
  • Label-based routing sangat fleksibel
  • Middleware powerful (auth, redirect, compress, dll)
  • Monitoring dashboard
  • Sangat cocok untuk environment kompleks

❌ Kekurangan Masing-Masing

🔻 Nginx Proxy Manager

  • Tidak cocok untuk skala besar atau container dinamis
  • Manual jika ingin reverse proxy berdasarkan label Docker
  • Kurang fleksibel untuk config lanjutan seperti path-based routing kompleks

🔻 Caddy

  • Tidak ada GUI, hanya CLI atau file konfigurasi
  • Ekosistem kecil, plugin lebih sedikit dibanding NGINX atau Traefik
  • Dokumentasi kadang kurang jelas

🔻 Traefik

  • Kurva belajar curam
  • Konfigurasi rumit jika tidak terbiasa dengan Docker label atau file YAML
  • Dashboard monitoring tidak sepenuhnya real-time

🧠 Kapan Gunakan yang Mana?

KebutuhanTool yang Tepat
Pemula homelab & butuh GUINginx Proxy Manager
Developer butuh simple HTTPS cepatCaddy
Infrastruktur besar + CI/CDTraefik
Setup cepat domain dan cert di LANNginx Proxy Manager
Reverse proxy dinamis & otomatisTraefik
Hosting website statis + blog pribadiCaddy

📝 Kesimpulan Pribadi Saya

Sebagai pengguna homelab yang ingin setup cepat, stabil, dan mudah diatur, Nginx Proxy Manager jadi pilihan paling masuk akal. Saya bisa klik, ketik domain, isi IP internal, dan langsung jadi. Bahkan untuk wildcard dan SSL, semua tinggal klik.

Tapi saya juga sadar bahwa:

  • Caddy cocok jika saya hanya hosting 1-2 situs statis
  • Traefik akan saya pertimbangkan kalau nanti saya beralih ke Docker Compose kompleks atau Kubernetes

Namun hingga saat ini, untuk kebutuhan homelab ringan hingga menengah, NPM sudah cukup dan sangat praktis.


🔚 Penutup: Tidak Ada Yang Mutlak

Ketiga tool ini luar biasa dan punya tempat masing-masing. Pilihannya tergantung kebutuhan, skala, dan pengalaman pengguna.

Kalau kamu sedang membangun homelab atau memulai self-hosting:

  • Mulailah dengan Nginx Proxy Manager
  • Eksplorasi Caddy untuk proyek kecil & cepat
  • Pelajari Traefik kalau kamu siap masuk ke dunia DevOps dan container orchestration

Apapun pilihanmu, jangan lupa backup konfigurasi, amankan akses admin, dan pantau dengan monitoring tools seperti Uptime Kuma.

Selamat membangun reverse proxy impianmu, temanku! 🌐🧩🚀