š Setup NAS + Samba: File Server Andal untuk Homelab Saya

⨠Pendahuluan
Salah satu kebutuhan paling penting dalam homelab saya adalah penyimpanan terpusat. Saya butuh satu server yang bisa menyimpan file dari berbagai perangkat: laptop, HP, server Proxmox, bahkan dari TV. Lebih dari itu, saya ingin file tersebut bisa diakses dari jaringan lokal dengan mudah.
Solusinya? Saya membangun NAS (Network Attached Storage) dengan Samba, solusi ringan namun andal untuk kebutuhan file sharing di jaringan lokal.
šļø Apa Itu NAS?
NAS (Network Attached Storage) adalah sebuah server penyimpanan yang terhubung ke jaringan, dan dapat diakses oleh banyak perangkat seperti komputer, HP, TV, smart device, dan server lain.
š¹ Fungsi NAS di Homelab Saya:
- Menyimpan file backup dari server Proxmox (VM & LXC)
- Tempat file media untuk Jellyfin
- Akses file dari HP dan laptop dengan mudah
- Berbagi folder antar pengguna
- Tempat sinkronisasi data Gitea dan proyek coding
NAS bisa berupa perangkat khusus (seperti Synology, QNAP) atau bisa juga server DIY seperti yang saya buat menggunakan Debian + Samba.
š§ Apa Itu Samba?
Samba adalah software open-source yang memungkinkan Linux bertindak sebagai server file (dan printer) kompatibel dengan protokol SMB/CIFS milik Windows. Artinya, dengan Samba, server Debian saya bisa diakses dari Windows Explorer seperti \\192.168.1.10\\files
.
š Fitur Samba:
- Sharing folder dengan autentikasi user
- Kompatibel dengan Windows, Android (via file manager), Linux
- Support permission dan kontrol akses
- Bisa diintegrasi dengan Active Directory
š Arsitektur NAS Saya
š Sistem Operasi
- Debian 12
- Menggunakan APT untuk install Samba
- Harddisk tambahan di-mount via
/etc/fstab
šļø Struktur Storage
/mnt/storage
ā mount utama/mnt/storage/public
ā akses publik/mnt/storage/private
ā folder dengan login
š Contoh /etc/fstab
UUID=1234-ABCD /mnt/storage ext4 defaults 0 2
āļø Konfigurasi Samba /etc/samba/smb.conf
[public]
path = /mnt/storage/public
browseable = yes
writable = yes
guest ok = yes
[private]
path = /mnt/storage/private
browseable = yes
writable = yes
valid users = @sambausers
guest ok = no
create mask = 0660
directory mask = 0770
Lalu saya membuat grup sambausers
dan menambahkan user yang diizinkan.
š Kelebihan NAS + Samba
Kelebihan | Penjelasan |
---|---|
š Bisa diakses dari semua OS | Windows, Linux, Android, macOS |
š Terpusat & praktis | Semua data dari perangkat disimpan ke satu lokasi |
ā” Kinerja cepat di LAN | Transfer bisa >100MB/s di jaringan gigabit |
š”ļø Mudah backup | Bisa disinkronisasi atau dicloning otomatis |
ā Lebih hemat biaya | Tidak perlu Synology/QNAP |
ā Kekurangan & Tantangan
Kekurangan | Solusi Saya |
ā Konfigurasi awal agak teknikal | Ikuti dokumentasi dan tutorial online |
š Permission kadang membingungkan | Gunakan grup & mask yang konsisten |
š Akses luar rumah tidak langsung | Perlu VPN atau ZeroTier untuk remote access |
š³ Alternatif Samba untuk NAS
Tools / Protokol | Keterangan |
NFS | Native Linux, performa lebih baik dari SMB, tapi tidak friendly ke Windows |
WebDAV | Cocok untuk akses melalui browser atau mount ke Android |
MinIO (S3) | Jika ingin model object storage seperti AWS S3 |
Syncthing | Sinkronisasi peer-to-peer, bukan file sharing langsung |
FTP / SFTP | Kuno tapi masih relevan untuk backup, otomatisasi |
Saya tetap memilih Samba karena kombinasi kompatibilitas + kemudahan akses + stabil di jaringan lokal.
š§ Tips dari Pengalaman Saya
- Gunakan hostname seperti
\\nas.local
dan setting mDNS (Avahi) - Aktifkan logging Samba untuk troubleshooting
- Gunakan
du
danncdu
untuk audit penggunaan storage - Jangan mount harddisk dengan opsi
noexec
jika folder itu akan digunakan program - Selalu test konfigurasi dengan user non-root dulu
šļø Penutup: Stabil, Ringan, dan Andal
Dengan setup NAS + Samba, saya bisa:
- Akses file dari mana saja di rumah
- Menyimpan backup Proxmox secara otomatis
- Berbagi file antar keluarga & teman
Saya memang mengorbankan sedikit waktu di awal untuk setup, tapi hasilnya sangat stabil dan andal. Dan yang paling penting: semua berjalan dengan software open-source di hardware biasa!
Kalau kamu tertarik buat setup seperti ini juga, saya siap bantu dengan:
- Template smb.conf
- Setup fstab dan permission
- Atau bahkan integrasi ke Grafana untuk monitoring storage
Selamat membangun file server impianmu, temanku! šš